SATELIT TELKOM 1 RUSAK

Satelit Telkom 1
sumber wikipedia.org

Pada hari Jumat (25/08) pukul 16.51 WIB satelit Telkom 1 mengalami anomali yang berakibat pada pergeseran pointing antena satelit Telkom 1. Peristiwa ini  mengakibatkan layanan transponder satelit Telkom 1 terganggu. Recovery satelit Telkom 1 yang dilakukan bersama Telkom dan Lockheed Martin dimana semula diprediksi dapat selesai lebih awal karena sesuatu dan lain hal, hingga pukul 16.00 WIB sore ini (26/08) masih berlangsung.

Atas kejadian ini Telkom menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya para pelanggan yang terganggu.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus melakukan upaya untuk fokus menyelesaikan target pemulihan layanan satelit Telkom 1 yang telah dicanangkan jajaran direksi yakni tanggal 10 September 2017 dalam upaya memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Lebih dari 1000 teknisi TelkomGroup dari seluruh Indonesia terlibat dalam upaya pemulihan ini.


Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1, menyatakan bahwa Satelit Telkom 1 tidak dapat dioperasikan kembali. Berdasarkan analisis yang mendalam, satelit tidak berfungsi normal, sehingga Lockheed Martin merekomendasikan agar dilakukan proses shut down untuk Satelit Telkom 1. Hal ini dilakukan untuk menghindari interferensi dengan satelit lain. 

Sebenarnya apa yang disebut satelit telkom 1??

Bersumber dari wikipedia.org diketahui bahwa Telkom-1 atau A2100A adalah satelit geosinkron yang diluncurkan ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B2R milik Indonesia yang akan berakhir masa aktifnya pada 2001. Telkom-1 dibangun oleh perusahaan Amerika Lockheed Martin Commercial Space Systems untuk Telkom Indonesia (TELKOM). Satelit Telkom-1 merupakan satelit yang memberikan saluran televisi lokal selain Palapa D.

Lockheed Martin ditunjuk sebagai pembuat satelit ini setelah memenangkan tender dengan mengalahkan empat perusahaan satelit lainnya seperti Hughes Aircraft, Loral Space Systems, Aerospatial dan Marconi Matra. Kerjasama ini disahkan dengan penandatanganan yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Telkom AA Nasution dan Wakil Presiden Eksekutif Lockheed Martin John Ramsey pada 11 Maret 1997.

Pada 4 Agustus 1999 Satelit Telkom-1 diluncurkan di Kourou, Guyana Perancis  oleh Arienespace. Peluncuran Telkom-1 menggunakan roket Ariane-42P. Pada awalnya peluncuran satelit Telkom-1 akan dilaksanakan bersamaan dengan satelit milik Amerika, Asiastar pada 27 April 1999. Namun, satelit Asiastar masih memiliki masalah teknis dalam sistem panel surya, sehingga peluncurannya harus ditunda. Tertundanya, peluncuran Asiastar, membuat Telkom-1 membuat peluncuran terpisah dan diluncurkan lebih dahulu daripada Asiastar pada Agustus 1999. Selain itu, Telkom juga mengadakan kerjasama dengan PT Satelindo (di tahun 2015 disebut Indosat) mengenai jadwal operasi peluncuran satelit.Dalam kerjasama tersebut diketahui bahwa seharusnya satelit milik Satelindo, Satelit D-1, dijadwalkan untuk meluncur lebih awal tetapi Telkom membatalkan kerjasama tersebut dan meminta Telkom-1 diluncurkan pada tahun 1998 agar tahun 1999 bisa beroperasi.

Tujuan dari pembangunan Satelit Telkom-1 untuk menghubungkan setiap pulau dan kepulauan yang ada di Indonesia memenuhi persyaratan pelayanan telekomunikasi yang berkembang di Indonesia. Telkom memproyeksikan, peningkatan tahunan pelayanan telekomunikasi akan meningkat sekitar 1,5 juta unit sambungan telepon seluler per tahun dengan adanya satelit ini. Telkom-1 akan memberikan TELKOM kapasitas lebih besar dari satelit sebelumnya, Palapa B2R, serta desain dan manuver hidup lebih lama yakni 15 tahun. Telkom-1 akan mendukung berbagai aplikasi telekomunikasi, termasuk lalu lintas digital kecepatan tinggi yang kompatibel dengan aplikasi Very Small Aperture Terminal (VSAT). Lalu lintas digital ini memungkinkan piring satelit yang sangat kecil dapat menerima sinyal dan menghilangkan kebutuhan yang tidak diperlukan.


Comments

Popular posts from this blog

Merpati Endemik Jenis Keter

Makalah Kerajaan Mataram Kuno Lengkap

How to Send Pictures on WhatsApp for iOS Without Compression