Posts

Showing posts from September, 2015

Perkembangan Sastra Masa Penjajahan Jepang

Perkembangan sastra masa penjajahan Jepang - Pada masa pendudukan Jepang sifat sastra sangat berbeda dengan sifat sastra di masa damai. Sastra pada umumnya berisi: Crita dan sajak-sajak di tengah-tengah suatu perang yang dahsyat, Mengandung usaha menimbulkan semangat serta menyebarkan patriotisme atau menganjurkan semangat bekerja, Para pujangga tua meminta pada pujangga muda supaya menginsafi arti karya mereka bagi masyarakat, sehingga dapat memberikan kepada masyarakat suatu pegangan hidup. Menjauhkan hasil sastra yang menimbulkan keragu-raguan dan kebimbangan, sehingga tidak meracuni masyarakat. Membangkitkan jiwa nasionalisme Indonesia dengan mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia itu sejajar dengan nasionalisme Asia. Jiwa muda yang tadinya sedia menerima pikiran-pikiran cita-cita yang kelihatannya bagus dan indah, untuk beberapa lama hanyut dalam kekaguman semboyan-semboyan “Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya” dan sebagainya, yang ternyata hanya merupakan balon-balon yang indah

Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Penjajahan Jepang

Perkembangan bahasa Indonesia masa penjajahan Jepang - Pada masa pendudukan Jepang Indonesia tertutup ke dunia luar maupun ke dalam wilayah Indonesia, sehingga pada masa itu Indonesia sangat terisolasi dari hubungan dengan dunia luar dan dapat dikatakan, bahwa seluruh komunikasi dikendalikan oleh pemerintah. Maka untuk menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia dilakukan melalui surat kabar-surat kabar dan radio.  Pada masa pendudukan Jepang bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat akibat kebijakan Jepang pada masa itu, diantaranya adalah : Pelarangan penggunaan bahasa Belanda dari dunia perguruan tinggi maupun sekolah- sekolah, maupun perkantoran dan dari pergaulan seharihari memberikan kesempatan yang baik bagi pemakaian dan pengembangan bahasa Indonesia. Pelarangan bagi orang Belanda memakai bahasanya sendiri. Yang melanggar dapat dituduh membantu musuh (Belanda, Amerika Serikat dan Inggris). Seperti diketahui, pada masa penjajahan Belanda, bahasa Belanda menjadi ba

Sumber Sejarah

Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. Menurut Moh. Ali, yang dimaksud sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai sekarang. Sementara Muh. Yamin mengatakan bahwa sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah. Ada tiga macam sumber sejarah. a. Sumber tertulis Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalanpeninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya prasasti, dokumen, naskah, piagam, babad, surat kabar, tambo (catatan tahunan dari Cina), dan rekaman. Sumber tertulis dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer (dokumen) dan sumber sekunder (buku perpustakaan). b. Sumber lisan Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Misalnya, seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut Serangan Umum menceritaka

Peran Bahasa Dalam Proses Integrasi

Peran Bahasa Dalam Proses Integrasi - Perlu juga kita pahami bahwa bahasa juga memiliki peran yang strategis dalam proses integrasi. Kita tahu bahwa Kepulauan Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang dihuni oleh aneka ragam suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa masing-masing. Untuk mempermudah komunikasi antarsuku bangsa, diperlukan satu bahasa yang menjadi bahasa perantara dan dapat dimengerti oleh semua suku bangsa. Jika tidak memiliki kesamaan bahasa, persatuan tidak terjadi karena di antara suku bangsa timbul kecurigaan dan prasangka lain. Bahasa merupakan sarana pergaulan. Bahasa Melayu digunakan hampir di semua pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi negara Melayu (Jambi).  Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M, Prasasti Talang Tuo tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun 68