Pedagang Gorengan Bisa Menyekolahkan Anaknya Ke Australia
Inspirasi Usaha : Usaha jualan gorengan mungkin termasuk jenis usaha yang dipandang sebelah mata, tetapi pada kenyataannya ada banyak kisah sukses dari mereka yang hanya menjalankan usaha berjualan gorengan. Contohnya yang terjadi pada Supriyono yang bisa mewujudkan untuk menyekolahkan putrinya ke luar negeri tepatnya ke Australia.
Supriyono adalah seorang perantau yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur. Dirinya dan keluarga menempati rumah sekaligus tempat berjualan gorengan. Rumah tersebut telah ditempati selama 8 tahun olehnya juga masih merupakan rumah berstatus kontrakan.
Dari usaha jualan gorengan inilah Supriyanto telah berhasil menyekolahkan anaknya Mega Ayu Priansiska sampai ke negeri Kangguru, Australia. Saat itu anaknya masih duduk di bangku SMA kelas X dan menyatakan keinginannya untuk melanjutkan studi keluar negeri kepada kedua orang tuanya. Walau salut dengan keinginan anaknya namun saat itu, orang tua justru tidak terlalu yakin dengan keinginan anaknya itu karena sadar bahwa dirinya hanya menjalankan usaha berjualan gorengan.
Meski begitu, Supriyono tidak mengecilkan niat anaknya itu dan secara diam-diam dia mulai menabung sedikit demi sedikit dari hasil berjualan gorengan setiap hari .Sejak itu, dia melihat anaknya berusaha dengan giat. Terutama mengasah kemampuan berbahasa asing. Mengikuti les bahasa, ikut kursus Supriyono sendiri lihat waktu dia mengajari adiknya ketika ada tugas bahasa Inggris.
Secara prestasi sang anak bisa dikatakan biasa saja. Keyakinan anaknya semakin kuat saat masuk kelas XII. Supriyono mempersiapkan sekuat tenaga demi keberhasilan anaknya itu hingga setelah menamatkan SMA, anaknya kemudian mendaftar ke sebuah perusahaan yang memiliki link kuliah di Australia. Mendaftar dan mengikuti tes serta harus mengikuti sertifikasi bahasa asing dalam durasi 50 jam dengan jumlah biaya Rp5 juta.
Anaknya kemudian lulus setelah mengikuti sesi interview dengan utusan dari Australia, bahkan lulus lebih cepat dari target 50 jam. Baru ikuti sertifikasi sebanyak 30 jam saja ternyata dirinya sudah diluluskan untuk berengkat ke Australia.
Begitu lulus dan dinyatakan siap diberangkatkan, dirinya lalu bingung masalah biaya. Deposit yang harus dipenuhi waktu itu tidak kurang dari Rp300 juta. Jumlah yang sangat besar untuk seorang Supriyono dan dia terpaksa meminjam dana. Setelah dana siap lalu menguruskan persyaratan administrasi untuk keberangkatan Jakarta selama beberapa pekan. Dan akhirnya tahun 2014 dibulan Oktober, anaknya berangkat untuk menempuh studi di Cambridge College International di Sydney, Australia selama dua setengah tahun.
Mega , anak Supriyono sendiri selain belajar di Australia ia juga bekerja untuk mencari uang tambahan biaya sehari-hari. Dia bahkan juga biasa bekerja ditempat Laundry dengan gaji yang lumayan, biaya hidup di sana tinggi. Apalagi orang tua saya hanya berjualan gorengan. Mega tidak mau hanya mengandalkan biaya yang dikirim oleh orang tua di Indonesia karenanya ia juga haris mencari penghasilan sendiri.
Sumber : Pontianak Post - www.wetoostudio.com
Comments