Pembentukan Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC)

Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur.
Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
 
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
  1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
  2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
  3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor
Agar VOC dapat berkembang dengan baik, pemerintah Belanda memberikan hak Octroi (istimewa), yaitu hak untuk dapat bertindak sebagai suatu negara. Hak-hak tersebut antara lain:
  1. Hak monopoli perdagangan.dari ujung selatan Afrika ke sebelah timur sampai ujung selatan Amerika.
  2. Hak untuk memiliki tentara.dan pengadilan.
  3. Hak untuk melakukan ekspansi ke Asia, Afrika dan Australia.
  4. Hak untuk melakukan peperangan, membuat perdamaian, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja yang dikuasainya.
  5. Hak untuk mencetak uang.
Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkembangan VOC sangat pesat. Perdagangan-perdagangan Portugis di Indonesia dapat didesak. Sebagai bukti keberhasilan itu pada tahun 1605, VOC berhasil menguasai benteng ketahanan Portugis di Ambon, kemudian namanya diganti menjadi Benteng Victoria. Dengan adanya peristiwa tersebut, kekuasan Portugis di Maluku terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor-Timur.
 
Gubernur Jenderal VOC yang pertama ialah Pieter Both dan berkedudukan di Ambon dengan alasana Ambon merupakan pangkalan dagang VOC yang paling kuat dan strategis. Dalam perkembangannya, Ambon dinilai tidak strategis lagi. Perhatian VOC ditujukan ke Jayakarta, kota pelabuhan Kerajaan Banten.  Di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen) pada tahun 1619, VOC berhasil merebut Jayakarta dan dijadikan sebagai Markas Besar VOC. J.P. Coen kemudian mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia sesuai dengan nama salah satu suku di Negeri Belanda, yakni suku Batavir. 

Selanjutnya, Batavia dijadikan Markas Besar VOC sebagi tempat kedudukan gubernur jenderal dan menjadi pangkalan imperialisme Belanda di Indonesia. Dengan Batavia sebagai Markas Besar VOC maka kedudukannya semakin kuat. VOC terus mengadakan perluasan wilayah kekuasaannya. Untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya melalui perdagangan, VOC melaksanakan sistem monopoli. Pelaksanaan sistem monopoli VOC lebih keras daripada bangsa Portugis, terutama di Maluku. 

Untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan monopolinya, VOC melakukan pelayaran Hongi. ( Pelayaran Hongi adalah sistem perondaan yang dilakukan oleh VOC dengan bertujuan untuk mengawasi dan mencegah pelanggaran peraturan monopoli VOC dan mencegah timbulnya perdagangan gelap ). Praktik monopoli dan pelayaran Hongi itu kemudian menimbulkan kebencian di kalangan rakyat. Rakyat yang hidup tertekan dan tertindas, akhirnya melakukan perlawanan terhadap VOC.


Comments

Popular posts from this blog

Merpati Endemik Jenis Keter

Makalah Kerajaan Mataram Kuno Lengkap

How to Send Pictures on WhatsApp for iOS Without Compression