Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler)

Yang di maksut ayam peliharaan atau (Gallus gallus domesticus) Adalah unggas yang biasa di pelihara manusia guna untuk di manfaatkan buat keperluan hidup, Ayam peliharaan merupakan keturunan lansung dari salah satu Subspesiaes ayam hutan yang di kenal sebagai ayam hutan merah atau ayam bangkiwa (bankiva fowi) Kawin saling santarras ayam telah menghasilkan ratusan Galur unggul atau galur murni dengan Bermacam-macam fungsi, Yang paling umum adalah Ayam potong, (Untuk dipotong) Dan ayam petelur, Untuk (Diambil telurnya) Ayam biasa dapat juga di kawin silang dengan kerabat dekatnya, (Ayam hutan hijau) Yang menghasilkan hibrida mandul yang yang jantanya di kenal sebagai ayam Bekisar.

Dengan populasi lebih dari 24 miliar pada tahun 2003, (Firefly's Bird Encyclopaedia) Menyatakan Ada lebih banyak ayam di dunia ini dari pada Burung-burung lainya. Ayam memasok 2 sumber protein dalam Pangan adalah : Daging Ayam Dan Telurnya Ayam. Ayam peliharaan berasal dari domestik ayam hutan merah, Atau ayam (bangkiwa Gallus gallus) yang hidup di india. Namun demikian pengujian molekular menunjukkan kemungkinan sumbangan plasma nutfah dari G. Sonneratii karena ayam hutan merah tidak memiliki sifat kulit warna kuning yang menjadi salah satu Ciri-ciri ayam peliharaan.
Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler)


Ukuran tunuh berfariasi, (Monopterus indicus) Hanya berukuran 8,5 cm. Sementara belut mamer (Synbranchus marmoratus) Telah di ketahui dapat mencapai 1,5 m, Dan belut sawah sendiri yang bisa di jumpai di sawah juga di jual dan untuk di makan. Dapat mencapai panjang sekitar 1 m. Atau dalam bahasa betawinya (Di sebut moa). Kebanyakan belut tersebut tidak suka berenang bahkan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua jenis belut adalah pemangsa, Daftar mangsanya adalah seperti Hewan-hewan yang kecil yang ada di rawa dan sungai. Seperti hewan : Ikan, Katak, Serangga, Dan Krustasea yang kecil. Berikut di bawah ini Sejarah singkat Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).

1. Sejarah singkat Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).

Ayam ras pedaging tersebut, Sama juga dengan Broiler. Yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari Bangsa-bangsa ayam yang memiliki saya Produktifitas yang tinggi. Yang paling utama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler tersebut baru saja populer di negara indonesia sejak tahun 1980-an, Dimana pemegang perusahaan mencanangkan penggalakan komsumsi daging ruminansia yang pada saat itu sangat sulit keberadaanya. Hingga saat ini broiler telah sangat di kenal oleh masyarakat indonesia dengan dengan berbagai kelebihan. Hanya sampai 5-6 minggu lamanya sudah bisa di panen,  Dalam waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan. Maka dari itu banyak peternak baru serta peternak musiman yang telah bermunculan di berbagai wilayah Indonesia.

2. Sentra Perikanan

Ayam telah di kembagkan sangat pesat di setiap negara, Di negara Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga telah di jumpai di setiap Propinsi Indonesia.

3. Jenis

Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar luas di pasaran, Peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihan, Sebab, Semua jenis train yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama artinya seandinya terdapat perbedaan. Dalam perbedaan tidak menyolok atau sngat kecil sekali. Dalam menetukan pilihan strain apa yang hendak di pelihara. Para peternak dapat meminta daftar Produktifitas atau prestasi bibit yang di jual di Poultry Shoup. Adapun  jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah : (Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cormish, Brahma, Langshans, Hypeco-broiler, Ross, Narshall"m", Euribrid, AA 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707, Dan yang lainya.

4. Manfaat

Manfaat dari beternak ayam ras pedaging antara lain, Seperti berikut

1. Tabungan di hari tua
2. Mencukupi kebutuhan keluarga (Profit motif )   
3. Penyediaan kebutuhan protein hewani.
4. Pengisi waktu luang di masa pensiunan.
5. Pendidikan dan latihan (Diklat) Keterampilan di kalangan remaja.

5. Persyaratan Lokasi

1. Lokasi terpilih bersifat menetap, yang artinya tidak mudah terganggu oleh Keperluan-keperluan yang lain selain untuk usaha peternakan, (Budidaya Ayam Ras Pedaging) (Broiler).
2. Lokasi mudah terjangkau dari Pusat-pusat pemasaran.
3. Dan lokasi yang cukup jauh dari Keramaian atau perumahan penduduk.

6. Pedoman Teknis Budidaya

Sebelum usaha beternak akan di mulai, Seorang peternak wajib memahmi dalam 3 hal unsur produksi Yaitu,

1. Manajemen (Pengelolaan usaha peternakan).
2. Breeding (Pembibitan).
3. Feeding (Makanan ternak/pakan). 

A. Persiapan sarana dan peralatan

1. Perkandangan : Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi seperti berikut :
A. Persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C.
B. Kelembaban sekitar antara 60-70%, Dan penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang telah ada.
C. Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, Dan model kandang di sesuaikan dengan umur ayam.
D. Untuk anak ayam yang berumur 2 minggu atau 1 bulan hendaklah memakai kandang box, Dan untuk anak ayam remaja 1-2 dan 3 bulan memakai kandang box yang di besarkan, Dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atau kandang bateray.
E. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang berharga mahal, yang penting kuat bersih dan tahan lama.

B. Peralatan

1. Litter (Alas lantai) : Alas lantai atau litter haruslah dalam keadaan kering, Maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk dan angin kencang. Kemudian tebal Litter setinggi 10 cm, Lalu bahan litter di pakai campuran dari kulit padi atau sekam, dan dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya. Atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3-5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

2. Indukan atau brooder

Alat ini berbentuk bundar atau persegi 4 dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Yang fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.  

3. Tempat bertengger

Tempat bertengger tersebut adalah untuk tempat istirahat dan tidur. Di buat pada dinding dan usahakan kotoran jatuh kelantai yang mudah di bersihkan dari luar, Di buat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

4. Tempat makan dan minum (Tempat grit)

Tempat makan dan minum ayam harus tersedia cukup, Yang berbahan dari bambu, Almunium atau apa saja yang pasti kuat asal tidak bocor dan tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.

5. Alat-alat rutin

Alat-alat rytin tersebut termasuk alat kesehatan ayam contohnya seperti : Suntikan, Gunting operasi, Pisau potong operasi kecil dan sebagainya.

1. Pembibitan

Ternak-ternak yang di pelihara haruslah memenuhi persyaratan seperti sebagai berikut :

1. Ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya.
2. Pertumbuhan dan perkembanganya Normal.
3. Ternak berasal dari pembibitan yang pasti telah di kenal keunggulanya.
4. Tidak ada lekatan tinja di buburnya.

2. Pemilihan bibit dan calon induk

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC, (Day OldChicken/Ayam umur sehari) Sebagai berikut :

1. Anak ayam/(DOC) Berasal dari induk yang sehat.
2. Bulu tampak halus dan penuh, Serta baik pertumbuhanya.
3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuh ayam.
4. Nafsu makan anak ayam membaik.
5. Ukuran badan normal, Dan ukuran berat badan antara (35-40 gram).
6. Tidak ada letakan tinja di buburnya.

Perawatan bibit dan calon induk

Di lakukan di setiap saat, Jika ada kelainan pada ternak, Supaya segera di beri perhatian secara khusus dan di berikan pengobatan sesuai dengan petunjuk dinas peternakan setempat, Atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

3. Pemeliharaan

Pemberian pakan dan minuman

1. Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 cara,
Face yaitu fase starter (0-4 minggu)
Dan fase finisher umur (4-6 minggu)

A. Kualitas dan kuantitas pakan fase Starter adalah : Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, Lemak 2,5%, Serat kasar 4%, Kalsium (CA) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% ME 2800-3500 Kcal.

B. Kualitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 golongan yaitu minggu pertama :

1. Minggu pertama : Umur 1-7 hari, 17 gram/hari/ekor.
2. Minggu ke dua : Umur 8-14 hari, 43 gram/hari/ekor.
3. Minggu ke tiga : Umur 15-21 hari, 66 gram hari/ekor.
4. Minggu ke empat : Umur 22-29 hari, 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang di butuhkan tiap ekor sampai pada umur empat minggu sebesar 1.520 gram

Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah :

1. Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 8,1-21,2%, Lemak 2,5%, Serat kasar 4,5%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, Dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan  adalah :

1. Minggu ke lima : Umur 30-36 hari, 111 gram/hari/ekor.
2. Minggu ke enam : Umur 37-43 hari, 129 gram/hari/ekor.
3. Minggu ke tujuh : Umur 44-50 hari, 146 gram/hari/ekor.
4. Minggu ke delapan : Umur 51-57 hari, 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum di sesuaikan dengan umur ayam yang di kelompokkan dalam 2 fase yaitu : 

1. fase starter : Umur 1-29 hari, Dan kebutuhan air minum terbagi lagi pada Masing-masing minggu, Yaitu :
Minggu pertama : 1-7 hari, 1,8 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke dua : 8-14 hari, 3,1 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke tiga : 15-21 hari, 4,5 liter/hari/100 elor.
Minggu ke empat : 22-29 hari, 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang di butuhkan sampai 4 minggu adalah sebanyak : 122,6 liter/100 ekor.

Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya di beri tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang di berikan adalah : 50 gram/liter air. 

2. fase finisher : Umur 30-57 hari, Terkelompok dalam Masing-masing minggu, Yaitu :

Minggu ke lima : 30-36 hari, 9,5 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke enam : 37-43 hari, 10,9 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke tujuh : 44-50 hari, 12,7 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke delapan : 51-57 hari, 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak : 333,4 liter/hari/ekor.

Pemeliharaan Kandang

Kebersihan lingkungan kandang (Sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling mudah. Hanya di butuhkan tenaga yang ulet dan terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai dengan cacatan pada label yang daroi poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu di pelihara secara baik, yaitu kandang selalu di bersihkan dan di jaga/dicek Yang apabila ada bagian yang rusak, supaya segera di sulam dan di perbaiki kembali. Dengan sedemikian daya guna kandang bisa maksimal tampa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang di budidayakan atau di pelihara.

Hama dan penyakit

Berak darah (Coccidiosis)
Gejala : Tinja berdarah dan mencret, Nafsu makan berkurang, Sayap terkulasi, Bulu kusam menggigil ke dinginan.

Pengendalian 

1. Menjaga kebersihan lingkungan, Dan menjaga litter tetap kering.
Dengan tetra Chloine Capsule di berikan melalui mulut, Noxal, Trisula Zuco tablet di larutkan dalam air minum atau sulfague moxaline, amprolium, cxaldayocox.

2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)

Gejala : Ayam sulit bernafas, Batuk-batuk, Timbul bunyi ngorok, Lesu, Mata Ngantuk, Sayap terkulasi, Terkadang berdarah, Tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala (tertikolis) Yaitu kepala Berputar-putar tak menetu dan lumpuh.

Pengendalian :

1. Menjaga kebersihan lingkungan dari peralatan yang tercemar virus, Binatang vektor penyakit tetelo, Ayam yang mati segera di bakar atau di buang.

2. Pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk ke areal peternakan tampa baju yang mensucihamakan/Steril serta melakukan vaksinasi (NCD) Sampai saat ini belum ada obatnya.

Hama Tungau atau Kutuan

Gejala : Ayam gelisah, Sering mematuk-matuk, Dan mengibas-ngibaskan bulu di sebabkan gatal, Nafsu makan turun, Pucat dan kurus.

Pengendalian :

1. Sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik, Pisahkan ayam yang sakit dengan ayam yang sehat.

2. Dengan menggunakan karbonat sevin dengan kosentrasi 0,15% dengan mengencerkan dengan air lalu semprotkan dengan menggunakan karbonat sewvin dengan kosentrasi 0.15% yang mengencerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan furginasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

Panen

1. Hasil utama : Untuk usaha ternak ayam pedaging hasil utamanya adalah berupa daging ayam.
2. Hasil tambahan : Usaha ternak ayam broiler atau pedaging adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu.

Pascapanen

1. Stoving 

Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, Yang biasanya di letakkan di kandang penampungan (Houlding Ground).

2. Pemotongan

Pemotongan ayam di lakukan pada lehernya, Prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan di tunggu 1-2 menit, Hal seperti ini agar kualitas daging bagus dan tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
    
3. Pengulitan atau pencabutan bulu

Ayam yang telah terpotong tersebut di celupkan kedalam air panas (51,7-54,4 C) Dan lama pencelupan ayam broiler adalah (30 detik). Dan Bulu-bulu yang halus di cabut dengan membubuhkan lilin cair atau di bakar dengan nyala api biru.

4. Pengeluaran jeroan

Bagian bawah dubut di potong sedikit, Dan seluruh isi perut (Hati, Usus, Dan ampela) Di keluarkan. Isi perut tersebut dapat di jual atau dapat di sertakan pada daging siap, Di masak dalam kemasan terpisah.

5. Pemotongan Karkas

Kaki, dan leher ayam di potong, Tunggir di potong jika tidak di sukai, Setelah semua jeroan telah di keluarkan dan juga berkas telah di cuci bersih, Kaki ayam/paha di tekukan di bawah dubur, Lalu ayam di dinginkan lalu di kemas.

Analisis Ekonomi Budaya

1. Analisis Budidaya usaha

Dasar perhitungan biaya : Yang di keluarkan dari pendapatan yang di peroleh dalam analisis ini anatara lain adalah :

1. Jenis yang di pelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain (CP.707).

2. Sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal.

3. Luas tanah yang dp ergunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-

4. Kandang di buat dari kerangka bambu, Lantai tanah, Dan dinding terbuat dari Bilah-bilah bambu dengan alas dinding setinggi 30 cm, Terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genteng.

5. Ukuran kandang, Yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m, dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.

6. Lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.

7. Menggunakan alat pemanas (Brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.

8. Penerangan dengan lampu listrik.

9. Umur ayam yaitu di mulai dari bibit yang berumur 1 hari.

10. Litter/alas kaandang menggunakan sekam padi.

11. Jenis pakan yang di berikan adalah : BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.

12. Tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.

13. Lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).

14. Berat Rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 gram berat hidup pada saat panen.

15. Harga ayam per kg berat hidup, Yaitu diasumsikan Rp 2500, Walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3.000 Ditingkat peternak atau petani.

16. Ayam di jual pada umur 6 minggu atau 42 hari.

17. Nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000.

18. Bunga bank yaitu 1,5%/Bulan.

19. Nilai penyusutan kandang di perhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan di perhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.

20. Perhitungan Analisis biaya ini hanya di perhitungkan sebagai pedoman dasar karena nilai/harga Sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler) tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://sabdaalamnusantara.blogspot.com/2013/06/tips-dan-teknik-budidaya-ayam-ras.html

Comments

Popular posts from this blog

Merpati Endemik Jenis Keter

Makalah Kerajaan Mataram Kuno Lengkap

How to Send Pictures on WhatsApp for iOS Without Compression